Dibawahini ada beberapa Bacaan Doa Atau Mantra yang harus anda hafalkan sebelum menjalani ritual panca Sembahyang. Pastikan anda Menghafalnya Dengan baik dan Benar. A. Doa Pertama Ong Atma Tattwatma Suddha Mam Swaha Arti dari Mantra Diatas : Oh tuhan, wujud Mu dalam diri atma (hamba) adalah filsafat tattwatma (keilahian), bersihkan diri hamba. SindyangTri Sandya Sapala. Sekala Mala Malahar. Siwa Merta Mangalanca. Sembah Akena, Kuta Mantra. Ong, Hrang-Hring Sah Parama Siwwa Ditya Ya Namah. Utpeti. Ong, Ii, Ba, Sa, Ta, Aa. Tri Yaksaranggem Panca Brahma Dwijaksarem . Narayana Sa Ekat. Ari Surya Sa Ekat . LantunkanMatram Tri Sandya. Om bhur bhvah svah. tat savitur varenyam. bhargo devasya dhimahi. Dalam Agama Hindu Sembahyang dilakukan 3 x sehari atau sesuaikan dengan situasi atau Desa ,Kala dan Patra. Sembahyang dilakukan dengan Panca Sembah : 1. Muspa Puyung. Matram : Mantram "Om Sriyam Bhawantu" Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Kramaning Sembah atau juga disebut Panca Sembah diucapkan setelah melaksanakan puja Tri Sandya. Sebelum melaksanakan panca sembah ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni; Persiapan sembahyang Mensucikan sarana Bunga/kwangenMuspa tanpa sarana bunga/kwangenMuspa dengan bunga putihMuspa dengan bunga/KwangenMuspa dengan bunga/kwangenMuspa tanpa sarana Persiapan sembahyang Persiapan sembahyang meliputi; persiapan lahir dan bathin, sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Termasuk dalam persiapan lahir ialah sarana penujang sembahyang seperti pakiannya harus bersih dan rapi, bunga dan dupa, sedangkan persiapan bathin ialah ketenangan dan kesucian pikira. Mensucikan sarana Bunga/kwangen Sebelum memulai persembahyangan, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah mensucikan Bunga/kwangen. Mantram penyucian Bunga dan Kwangen, sebagai berikut; “Om Puspa Dantaya namah svaha”Artinya Ya Tuhan “Sang Hyang Widi Wasa”, semoga bunga ini cemerlang dan suci. Muspa tanpa sarana bunga/kwangen Setelah sarana Bunga dan Kwangen disucikan kemudian dilanjutkan dengan sembah pertama tanpa sarana, mantram sebagai berikut; “Om Atma tattvatma suddha mam svaha” Artinya Ya Tuhan, Engkau adalah merupakan sumber Atman dari semua ciptaanMu, sucikanlah hambaMu. Muspa dengan bunga putih Pura Taman Ayun Sembah kedua yaitu; Muspa dengan bunga putih ditujukan ke hadapan Siva Adhitya sebagai saksi pemujaan, mantram sebagai berikut; Om Adityasya param jyotih Rakta teja namo’stuteSveta pangkaja madhyasta Bhaskaraya namo’stute Om Hrang Hring Sah paramasiva adhitya ya namah svaha Artinya Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber cahaya yang merah cemerlang, penuh kesucian yang bersemayam di tengah-tengah teratai berwarna putih, sembah sujud hamba kepada sumber segala cahaya, Ya Tuhan, Engkau adalah ayah semesta alam, ibu semesta alam, Engkau adalah Paramasiva devanya matahari,anugrahkanlah kesejahtraan lahir-bathin. Muspa dengan bunga/Kwangen Sembah ketiga; Muspa dengan kwangen/bunga ditujukan ke hadapan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Ista devata. Mantram sebagai berikut; Om namo devaya adhistanayaSarva vyapi vai sivayaPadmasana eka prathistayaArdhanaresvarya namah svaha. Artinya Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber sinar yang bersinggasana di tempat paling utama, hamba puja sebagai Siva penguasa semua mahluk, kepada devata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja-Mu. Muspa dengan bunga/kwangen Sembah keempat; Muspa dengan kwangen/bunga ditujukan kehadapan Hyang Widhi Wasa untuk memohon waranugraha. Mantram sebagai berikut; Om anugraha manoharam Deva datta nugrahaka,Arcanam sarva pujanam Namh sarva nugrahaka. Deva devi mahasiddhi yajnangga nirmalatmakamLaksmi siddhisca dirgahayuhNirvighna sukha verddhisca Artinya Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian devata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah, kemahasiddian pada deva dan devi berwujud yajna suci. Kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani. Muspa tanpa sarana Sembah kelima; tanpa sarana sebagai penutup persembahyangan untuk memohon kedamaian dan ucapan syukur atas anugerah yang diberikan. Om deva suksma paramacintya ya namah svaha, Om santih santih santih Om Artinya Ya Tuhan, hamba memuja Engkau devata yang tak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada hamba kedamaian, damai, di hati, damai di dunia, dan semoga semuanya damai atas anugrahMu. Lihat juga; Vidio kramaning sembah dapat di lihat di halaman youtube kami - Mantra Panca Sembah Yang Benar adalah doa utama yang dilakukan setelah melakukan Doa Tri Sandya. Mantra atau doa panca sembah wajib dilaksanakan dalam persembahyangan sehari-hari, maupun persembahyangan di Pura atau tempat persembahyangan lainnya. Sarana persembahyangan yang pada umumnya digunakan umat Hindu meliputi Bunga, Dupa dan Air Suci Tirtha. Di beberapa tempat sebutan Mantra Panca Sembah terkadang sedikit berbeda. Di Bali sering kita dengar dengan Doa Kramaning Sembah. Seperti sebutannya “Panca” maka doa ini terdiri dari 5 runtunan doa. Berbeda dengan Mantra Kramaning Sembah yang terkadang lebih dari 5 doa, tergantung dari upacara/yadnya yang sedang berlangsung ditempat itu. Sedangkan, Dr. Poniman menerangkan dalam buku Tradisi Cinandi di Banyuwangi, hal pertama yang dilakukan dalam ritual permohonan tirtha suci adalah tirtha penglukatan, yaitu pensucian diri manusia dengan cara dipercikan air oleh pemangku sebanyak tiga kali. Setelah selesai, selanjutnya adalah persembahyangan. Selama pemangku melakukan tugasnya memohon tirtha, maka peserta melantunkan kidung-kidung pengiring pemujaan. Kidung yang pertama dipakai adalah Asmorondono bowo Dandanggulo, setelah itu dilanjutkan dengan kidung Kinanti. Jika tirtha telah selesai dimohonkan, selanjutnya adalah melakukan sembah bhakti. Jika sudah, ritual kembali dilanjutkan dengan melakukan kramaning sembah sambil memercikkan tirtha wangsuhpada. Setelah mendapatkan tirtha wangsuhpada, barulah melakukan pengucapan mantra panca sembah secara bersama-sama yang dipimpin oleh Romo Mangku. Teks MantraPanca Sembah Teks Mantra Panca Sembah yang benar ini sudah disesuaikan dengan doa secara umum dan nasional. Mantra Panca Sembah ini sudah diklarifikasi oleh Pinandita Pura Satya Loka Arcana yaitu Mangku Ida Bagus Nyoman Adnyana. Disamping itu juga merujuk beberapa sumber di Institusi PHDI Pusat atau Daerah. Sembah Pertama Tanpa Bunga Puyung/Tangan Kosong. Om atma tatwatma suddha mam svaha Sembah Kedua Dengan Bunga Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya Om Adityasya param jyoti, Rakta teja namostute sveta pangkaja mandyastha bhaskara ya nama stuteOm pranamya bhaskara devam, Sarva klesa vinasanam pranamya ditya sivartham, bhukti buktivaram pradamOm rang ring sah parama siva dityaya nama namah svaha Sembah Ketiga Dengan Bunga Sang Hyang Widhi sebagai Ista Dewata Om namo devaya adhistanaya sarva vyapi vai sivaya padmasana eka pratisthaya ardhanareswaryai namo namah Swaha Sebagai Umat Hindu, kita selalu melaksanakan Persembahyangan baik dirumah, di Pura atau ditempat-tempat yang dianggap suci atau disucikan. Persembahnyangn dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri/perorangan atau secara bersama-sama. Sebelum melakukan persembahyangan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama sedapat mungkin Persembahyangan diawali dengan Puja Trisandya dirangkai dengan Panca Sembah. Sebelum menuju ketempat Sembahyang, terlebih dahulu bersihkan mulut, muka, tangan, kaki dan yang paling utama bersihkan pikiran dan hati. Untuk melaksanakan Persembahyangan, urutannya adalah sebagai berikut 1. Asanna mengambil sikap badan yang baik dengan mengucapkan mantram ” Om prasada sthiti śarira Çiwa suci nirmalāya namah swāhā “ 2. Pranayama mengendalikan pernafasan guna mencapai ketenangan saat sembahyang, dengan mantram -. Om Ang Namah saat menarik nafas -. Om Ung Namah saat menahan nafas -. Om Mang Namah saat mengeluarkan nafas 3. Karasuddhaya membersihkan kedua telapak tangan Sucikan kedua telapak tangan dengan mantram tangan kanan ditengadahkan di atas tangan kiri dan ucapkan mantram ” Om suddhāya mām swāhā “ tangan kiri ditengadahkan di atas tangan kanan dan ucapkan mantram ” Om atthi suddhāya mām swāhā “ Sikap kedua tangan membentuk kerucut dengan tangan kiri menggenggam tangan kanan, kedua ujung ibujari dan telunjuk tangan kanan saling bertemu, dilanjutkan dengan Puja Trisandhya dengan mantram Om bhūr bhvah svah Tat savitur varenyam bhargo devasya dhimahi dhiyo yo nah pracodayāt Om Nārāyanād evedham sarvam yad bhūtām yac ca bhāvyam niskalañko niranjano nirvikalpo nirākhyātah suddho deva eko Nārāyano na dvitiyo’sti kascit Om tvam sivah tvam mahā devah Īsvarah Parameśvarah Brahmā Visnuśca Rudraśca purusah parikērtitah Om pāpo’ham pāpakarmāham pāpātmā pāpasambhavah trā hi mām pundarikāksah sabāhyābhyāntarah śucih Om ksamasva mām mahādeva sarvaprāni hitāngkarah mām moca sarva pāpebhyah pālayasva sadā siva Om ksāntavyah kāyiko dosāh ksāntavyo vāciko mama ksāntavyo mānāso dosāh tat pramādāt ksamasva mām Om Śāntih, Śāntih, Śāntih, Om Setelah selesai Puja Trisandhya dilanjutkan dengan Panca Sembah. Urutan sembah untuk Panca Sembah baik saat sembahyang sendiri maupun bersama-sama dengan atau tanpa dipimpin oleh sulinggih adalah 1. Sembah dengan tangan kosong sembah puyung. Cakupkan tangan kosong dengan ujung jari sejajar ubun-ubun, pusatkan pikiran dan ucapkan mantram “ Om Ātmā tattwātmā sūddha mūm swāhā “ dengan bunga sedapat mungkin dengan bunga putih, ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujud-Nya sebagai Hyang Surya atau Siwa Raditya, dengan mantram ” Om Adityasya paramjyotir rakta tejo namo’stute sweta pangkaja madhyastha bhaskarāya namo’ stute “ Om Pranamya bhaskara dewam, sarwa kleśa winaśanam, pranamyaditya śiwārtam, bukti mukti marapradam, “ Om Hrang hring sah parama śiwa adityāya namo namah swāha. dengan kwangen bila tidak ada kwangen, gunakan bunga warna warni. Ditujukan kepada Istadewata pada saat dan tempat persembahyangan. Istadewata adalah Dewata yang diinginkan kehadiran-Nya pada waktu sembahyang. Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai wujud-Nya. Jadi mantramnya sangat tergantung dimana dan kapan persembahyangan dilaksanakan. Mantram di bawah adalah mantram umum saat Persembahyangan dilaksanakan “ Om nama dewa adhisthanāya sarwa wyapi wai śiwāya padmāsana eka pratisthāya ardhanareswaryai namo’namah “ Om Brahma Wisnu Iśwara Dewa, Jiwātmanām trilokanām, Sarwa jagat pratisthanam, Sarwa roga wimurcitam, Sarwa roga winaśanām, Sarwa wighnam winasanam, Wighnam desa winaśanam, “ Om nama śiwaya, 4. Sembahyang dengan kwangen atau bunga untuk memohon waranugraha. Mantramnya adalah ”Om anugraha manohara dewa dattā nugrahakam arcanam sarwa pūjanam namah sarwānugrahaka Dewa-dewi mahā siddhi yajñangga nirmalātmaka laksmi siddhiśca dirghāyuh nirwighna sukha wrddhisca “ Om Gring anugraharcānaya namo namah swāha. “ Om Gring anugraha manoharāya namo namah swāha. “ Om Ayur wrddhir yāso wrddhih, wrddhih prajñā sukha sriyam, dharma santāna wrddhih syāt, santu te sapta wrddhayah. “ Om Yāwan merau shtito dewah, yāwat ganggā mahitale,, candrārkau gagane yāwat, tāwad wā wijayi bhawet. “ Om dirghāyur astu tathāstu. “ Om awighnam astu tathāstu. “ Om subham astu tathāstu. “ Om sukham bhawantu. “ Om pūrnam bhawantu. “ Om sreyo bhawantu sapta wrddhir astu. 5. Sembahyang dengan tangan kosong sembah puyung. Mantramnya Om Dewa suksma parama acintyāya nama swāha. Om Sāntih, Sāntih, Sāntih, Om Ya Tuhan, hamba memuja Dewata yang tak terpikirkan, yang maha agung. Ya Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, anugerahlahkanlah kepada hamba kedamaian. Semoga Damai, Damai, Damai Ya yang Maha Agung. Setelah selesai Muspa Panca Sembah dilanjutkan dengan nglungsur waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa berupa Tirtha Amertha, dengan rangkaian dan mantramnya -. Maketis tiga kali ke ubun-ubun Om Pratama suddha, dwitya suddha tritya suddha, saturti suddha, pancami suddha, suddha suddha suddha waryastu. -. Minum tiga kali Om Brahma pawaka Om Wisnu amrtha Om Iswara jnanam -. Meraup tiga kali Om Siwa sampurnaya namah, Om Sada Siwa paripurnaya namah, Om Parama Siwa suksmaya namah. Setelah selesai nglungsur Tirtha Amertha, maka selesailah rangkaian Persembahyangan, selanjutnya sebelum meninggalkan tempat Persembahyangan sebaiknya tutup dengan Parama Santih

mantram tri sandya dan panca sembah